Rabu, 11 Desember 2013

my little paradise part 2

"selama hujan turun hari itu, kamu yang tetap buat hatiku hangat" itulah penggalan puisi ku untuknya hari ini.
setelah ku hitung, aku sudah menuliskan 52 puisi untuknya, satu puisi yang kubuat terdiri dari 10 bait. oh tuhan betapa aku cinta dia. kemudian...
"hay kamu bikin puisi untuk siapa?" mendadak dia ada di sebelahku, segera kupeluk buku milikku agar tak sempat dilihat oleh dia.
"oh bukan, ini tugas bahasa indonesia, aku belum mengerjakannya. aku sering lupa mengerjakannya bila ku bawa kerumah."
"boleh aku lihat?" matanya menunjukan bahwa puisi milikku menarik. aku ingin menolak, hanya saja mungkin inilah salah satu cara membuat dia peka, mungkin...
"boleh, tapi jangan buat aku malu yaa" ucapku memohon.
kemudian dia membuka lembaran-lembaran itu, bibirnya melebar tersenyum. aku tau dia senang melihat puisiku.

"kamu adalah pelangi yang muncul setiap pagi dibalik jendela kamarku"
"kamu adalah embun yang menetes di dahiku saat kulihat indahnya mentari"
"kamu adalah lukisan pasir yang selalu jadi lebih cantik semakin sering aku melihatmu"
"kamu hal yang paling buat aku bahagia, walau mungkin kamu tak tau, sepenting itu kamu bagiku.."

dia berbisik menyebutkan kata demi kata di buku itu, kemudian dia menangis...

"betapa beruntungnya gadis di puisi ini. siapa dia?" air matanya menetes perlahan, spontan aku usap air matanya. ini momen paling dekat selama aku memendam perasaan padanya.

"itu untuk kamu" ucapku perlahan dan penuh keraguan. itu tak penting. yang terpenting adalah dia tau bahwa dia penting bagiku.

"kamu jangan bercanda, kita sejak lama dekat, tapi kamu belum sekalipun beritahu aku siapa gadis istimewa itu"

"bagaimana aku beritahu kamu. bahkan dia pun belum tau perasaanku."

"kenapa kamu tidak ungkapkan padanya? ayoo katakan. kamu bisa melakukannya."

"andai dia tau" kalimat terakhir dariku mengakhiri perdebatan kami soal perasaan ini. dia menatapku dalam, begitupun aku. andai dia tau...